

Seporsi
mie ongklok, sate sapi dan tempe kemul sudah cukup membuat perut ini
kenyang. Serba murah meriah apalagi meyantapnya di malam hari dengan
udara cukup dingin di kota Wonosobo.

Lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng.
Orang-orang dari luar Wonosobo sering menyebut makanan ini sebagai
cireng.
Menyantap mie ongklok akan bertambah nikmat bila Anda juga mencocol tempe kemul ( tempe berselimut ) yang bahannya tempe dibaluri tepung lalu digoreng dengan bumbu kunyit dan daun bawang. Sedangkan lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng. Semuanya ada di Wonosobo dan sebagai pengusir hawa dingin, Anda dapat memesan wedang jahe…yang di Solo atau Jogja ada di warung angkringan atau disebut warung hik.

Mie ongklok makanan khas Wonosobo. Menyantap mie di habitatnya sangat mengesankan apalagi ditambah tempe kemul dan sate sapi.

Mie
ongklok adalah makanan khas dari Wonosobo yang mempunyai rasa sangat
nikmat dan sudah merakyat sejak jaman dulu kala. Kenapa ya kok dinamai
Mie Ongklok? Kalau soal itu, saya sendiri sih nggak tau ya.. mungkin
karena cara membuatnya di “ongklok-ongklok” alias dikocok-kocok.
Sedangkan di Kawasan Dataran Tinggi Dieng sendiri, minuman suplement penghangat selera yang terkenal untuk membuat greng kaum pria yaitu purwaceng, sudah lazim dikonsumsi warga setempat untuk menambah gairah di tempat tidur. Jadi….Silakan terjemahkan sendiri makna kata purwaceng ini.
Tahun 1988 saat sehat dengan kundalini reiki dan kerabat kerja membuat liputan seputar Pesona Alam Dieng dan diteruskan dengan liputan budaya fenomena anak rambut gembel di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, sesepuh desa tempat kami melakukan liputan, membagikan bungkusan purwaceng kepada semua kerabat kerja yang hadir di desa ini.
Kami kerabat kerja wanita hanya mesem-mesem saja menerima bingkisan itu. ” Itu untuk oleh-oleh orang rumah Mbak? ” kata Pak Kamituo, sebutan untuk jabatan Kepala Dusun yang mendampingi tim liputan kala itu. Beliau menjelaskan bahwa Purwaceng sebagaimana diulas dalam jurnal ilmiah adalah tanaman legendaris yang dijadikan obat kuat oleh para raja atau kalangan istana di daerah Jawa kala itu.
Menurut situs cyberman.cbn.net.id yang dikutip dari detik news, di Indonesia tumbuhan atau tanaman obat yang memiliki khasiat penambah stamina (aprosidiak) umumnya digunakan atas dasar mitos, kepercayaan dan pengalaman. Namun khasiat tanaman Purwaceng ini bukan sekedar mitos belaka karena studi sudah membuktikannya. Purwaceng banyak ditemukan di pegunungan seperti di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Nama latin Purwaceng adalah Pimpinella Pruacan (alpina). Pertama kali ditemukan di pegunungan Alpen, Swiss dengan ketinggian 2000-3000 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama lain Suripandak abang (pegunungan Lyang, Jawa Timur) dan Gebangan Depok (Gunung Tengger).

Penampakan
fisik Purwaceng adalah semak kecil merambat di atas permukaan tanah
seperti tumbuhan pegagan dan semanggi gunung. Daunnya kecil-kecil
berwarna hijau kemerahan dengan diameter 1-3 cm.
Setelah lamunan Anda tentang Purwaceng usai, mari menikmati Mie Ongklok kembali. Bila sensasi rasa mie ongklok, sate sapi, tempe kemul, legok masih melekat di lidah Anda semua, sekalipun makanan itu sudah tandas ke dalam perut , tak ada salahnya mereguk teh hitam manis hangat produksi Tambi sebagai minuman penutup.
Semua itu ada di kota Wonosobo Gilar-Gilar nan asri yang tidak bakal Anda temukan di daerah lain. Akhirnya rasa penat akan hilang setelah menempuh perjalanan melelahkan mendaki dataran Tinggi Dieng. Melihat tanaman Purwaceng dan kebun Teh Tambi merupakan pengalaman yang tidak mudah dilupakan saat tubuh mulai merebahkan diri di penginapan.http://arumsekartaji.wordpress.com/2011/12/15/makanan-khas-wonosobo-dan-purwaceng-gunung-dieng/
0 komentar:
Posting Komentar